SELAMAT DATANG DI PETARUNG JALANAN INDONESIA
Halaman ini merupakan fan blog game pertarungan ternama, STREET FIGHTER. Segala pembahasan yang ada di blog ini berkutat pada hal-hal yang berbau Strert Fighter,baik itu game, film, komik, ata hal-hal lain yang berkaitan dengan asal muasal game ini. Jadi bagi yang yang berminat, silahkan bergabung dan berpartisipasi pada blog ini. 
Are you ready..... FIGHT!!!!!

Rabu, 23 Januari 2013

Street Fighter II - The Animated Movie (1994)

Bagi sebagian khalayak, mungkin tidak banyak yang tahu bahwa film Street Fighter tahun 1994 yang dibintangi Jean-Claude Van Damme bukanlah film SF layar lebar pertama. Setahun sebelumnya pada tahun 1993, TOEI Animatation jutru telah lebih dahulu menvisualisasikan game anyar ini. Bagaimanakah film ini, LET'S CHECK IT OUT!!!

(SPOILER ALLERT: Artikel ini sedit banyak akan membeberkan isi cerita film ini. So, bagi yang ingin penasaran silahkan lampui pembahasan di bawah ini)










PLOT

Ryu, musafir yang mencari petarug kuat
 Film ini dibuka dengan pertarungan antara Ryu dan Sagat. Dalam pertarungan tersebut Ryu berhasil menjatuhkan Sagat dengan Shouryuken hingga meninggalkan luka besar di dada Sagat. Adegan berpindah beberapa tahun dari kejadian tersebut. Seorang agen rahasia Inggris bernama Cammy White tertangkap setelah membunuh menteri kehakiman Inggris. Kejadian itu kemudian menjadi pembicaraan di markas pusat Interpol karena diketahui bahwa Cammy ternayata adalah salah satu korban pencucian otak oleh sebuah organisasi rahasia yang menamakan dirinya Shadoloo. Dikabarkan pula bahwa organisasi ini juga mendalangi penculikan terhadap petarung-petarung di seluruh dunia. Sebagai salah satu agen handal, Chun-Li ditugaskan untuk menyelidiki hal tersebut. Ia juga diharuskan untuk mengajak pihak angkatan bersenjata Amerika yang diwakili oleh Kapten Guile. Namun sayangnya, hal tersebut justru ditolak oleh sang kapten sendiri. Hal ini tidak lain karena Guile memiliki dendam pribadi kepada organisasi kejahatan itu dan bertekad menghancurkannya dengan tangannya sendiri.

M. Bison, pemimpin Shadaloo
Sementara itu, Ryu yang telah menjadi juara Street Fighter melanjutkan perjalannya mencari petarung-petarung tangguh lain di seluruh dunia. Ia kini telah berada di China dan terlibat gladiator ilegal dengan bintang laga Fei-Long. Di tengah perjalanan, ia pun kemudian bertemu dengan E. Honda dan mendapatkan kabar mengenai penculikan para petarung oleh organisasi Shadoloo. Mereka pun melanjutkan perjalanan ke Thailand. Tanpa mereka sadari ternyata robot-robot android Shadoloo telah merekam segala gerak gerik para petarung jalanan, khususnya Ryu yang merupakan sang juara petarung jalanan.

Ken yang telah dicuci otak
Teror pun terus berlanjut. Melalui penyelidikannya, Guile mengetahui bahwa Shadoloo mengincar Ken yang dianggap memiliki kekuatan yang hampir setera dengan Ryu. Gulie yang mengetahui rencana Bison itu lalu mencoba mencegah penculikan Ken. Sayangnya, Guile terlambat dan Ken pun akhirnya berhasil diculik. Ken pun kemudian mengalami cuci otak oleh para ilmuwan Shadoloo seperti korban-korban sebelumnya. Di tempat lain, Chun Li justru diserang oleh Vega, salah satu bawahan M. Bison. Untungnya Guile berhasil datang menolong dan Chun Li pun berhasil diselamatkan dari maut meski harus mengalami koma akibat luka parah di sekujur tubuhnya. Mengetahui bahawa Ryu adalah incaran Shadoloo berikutnya, Guile pun kemudian mengarahkan pasukannya ke lokasi Ryu berada.

Kenangan yang menyadarkan Ken
Sementara itu, M. Bison yang telah mengetahui posisi Ryu mengirim Ken yang telah dicuci otaknya. Pertemuan dengan Ken membuat Ryu gembira. Namun kegembiraan tersebut sirna ketika Ken mulai menyerang Ryu. Spontan Ryu pun bingun dengan situasi seperti itu. Untungnya, pada saat yang sama Kapten Guile tiba dan memperingatkan Ryu bahwa sahabatnya Ken telah berada di bawah bayang-bayang sang diktator. Guile pun mengingatkan Ryu akan hal itu. Meski demikian, Ryu justru hanya mengelak yang tidak ingin melukai sahabatnya. Ia pun berusaha menyadarkan Ken. Hingga akhirnya Ken pun tersadar karena teriakan Ryu yang mengingatkan kenangan masa lalunya. Melihat Ken yang tidak melawan lagi, Bison pun murka. Dengan kekuatan Psycho-nya, sang diktator melemparkan tubuh Ken. Marah melihat sahabatnya dianiaya, Ryu lalu mencoba menyerang Bison, namun setiap serangannya justru ditepis. Dalam pertarungan itu, Ken terbangun. Melihat Ryu yang babak belur, Ken pun ikut terjun dalam pertarungan. Meskipun Bison sangat tangguh dengan kekuatan Psycho-nya, dengan saling bahu membahu, Ryu dan Ken berhasil memukul mundur serangan demi serangan sang diktator. Di akhir pertempuran, Ryu dan Ken menggabungkan Hadouken-nya yang membuat Bison terpental dan menghancurkan sekaligus dengan pesawat induknya. Meski demikian, jejak Bison tidak dapat ditemukan dan ia dinyatakan hilang.

Di penghujung cerita, Interpol akhirnya menghancurkan basis Shadaloo di Thailand dan mengakhiri aksi sindikat kejahatan tersebut (untuk sementara, red). Guile lalu mengunjungi rumah sakit tempat Chun-Li dirawat. Ia mengabarkan kepada agen muda itu tentang keberhasilan Interpol menjatuhkan Shadaloo, dan Chun-Li pun riang gembira mendengar berita itu. Di sisi lain, Guile pun sangat senang dengan kondisi rekannya sudah membaik. Di tempat lain, Ryu dan Ken berkumpul kembali untuk mengucapkan salam perpisahan sekali lagi. Walau sudah dibujuk oleh Ken, namun Ryu tetap berteguh dengan pendiriannya. Ryu pun berencana memulai perjalanannya lagi. Ketika hendak memulai perjalanan, tiba-tiba Ryu disergap dari belakang oleh sebuah truk besar. Di luar dugaan, sopir truk ternyata Bison yang dikabarkan menghilang. Ending pun menggantung dengan pertempuran kembali antara Ryu dan Bison.

REVIEW
Di tengah-tengah booming Street Fighter II pada dekade 90-an, kehadiran film Street Fighter II: The Animated Movie benar-benar memanjakan fans kala itu. Meskipun ceritanya cukup ringan dan mudah terbaca, namun art work dan aksinya sangat memuaskan. Sisi laganya bisa dikatakan keras dan mengingatkan kita pada film-film Kungfu periode 70 hingga 80-an. Saya pribadi menilai walalupun film ini berformat animasi, namun sebaiknya diperuntukan untuk penonton 13 tahu ke atas. Yang paling penting lagi, jurus-jurus dalam game-nya tidak diumbar-umbar seperti film animasi anak-anak. Jurus-jurus game-nya justru diselipkan dengan pas pada aksi laga sehingga tidak berkesan norak. Terakhir, meski tidak eksplisit, penggambaran karakter dalam film SF yang satu ini sangat sesuai dengan gambaran di video game. Plot cerita pun dibuat sedemikian rupa hingga sinkron dengan Saga Street Fighter. Bahkan, ada adegan-adegan tertentu yang nantinya menginspirasi seri-ser SF selanjutnya baik pada media film maupun video game sendiri. Intinya, bagi mereka yang penggemar SF yang fanatik, film ini cukup sesuai dengan keinginan dan hasrat mereka. Jangan lupakan juga, film ini juga menyelipkan adengan fan-service Chun-Li yang legendaris. Bagi fans laki-laki, siap-siap membelalakan mata (^o^)....

Sisi lemah film ini, selain cerita yang terlalu simpel, kemunculan karakter-karakternya pun tidak terlalu maksimal. Bahkan, karakter tertentu seperti Cammy, Dalshim, Blanka, Zangief, T-Hawk, Dee-Jay, dan Balrog cenderung hanya numpang lalu dan syarat saja. Karena itu, perkembangan ceritanya pun tidak begitu dalam dan hanya berfokus pada Ryu dan Ken. Kelemahan lain yang saya pribadi temui adalah penggambaran Shadaloo yang cenderung tipikal dan kurang greget. Peranan 3 sub-boss (Balrog, Vega, dan Sagat) dalam organisasi tersebut terlihat tidak begitu dominan dan sepeti tadi, hanya sebagai karater numpang lewat saja (-_-). Padahal, semua fans tahu kalau Shadaloo adalah organisasi yang punya pengaruh dari sisi militer hingga politik. Dalam film ini, Shadaloo justru terlihat sebagai penjahat ala Power Ranger yang mengirim monster-monster bodoh lalu dikalahkan dengan serangan maut. Apa visi, misi, hingga motivasi organisasi ini tidak jelas. Kesannya, yang penting ada penjahat (-_-).

Akhir kata, meski Street Fighter II: The Animeted Movie tidak lepas dari kata cacat, namun sebagai penggemar SF, kita mesti acungi jempol yang sebesar-besarnya buat film ini. Film ini sangat menghibur dan memenuhi selera pada SF Mania. Bahkan, bisa dikatakan film SF II yang satu ini adalah yang terbaik di antara film-film SF yang pernah ada. Sayang sekali, jangankan perbaikan kualitas, formula yang serupa pun tidak diberlakukan pada penerus-penerusnya. Film-film setelah ini tergolong culun dan jauh dari harapan para fans. Meski tidak ada sequel, namun satu-satunya yang mungkin setara dengan film ini hanyalah Street Fighter II V yang berformat. serial TV. Sepertinya, penantian kita sebagai SF Mania akan lebih lama lagi setelah kegagalan Street Fighter: Legend of Chun Li.

Salam (GlontorPro)

NEXT: Street Fighter (1994) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar