(SPOILER ALLERT: Artikel ini sedit banyak akan membeberkan isi cerita film ini. So, bagi yang ingin penasaran silahkan lampui pembahasan di bawah ini)
PLOT
Ryu, musafir yang mencari petarug kuat |
M. Bison, pemimpin Shadaloo |
Ken yang telah dicuci otak |
Kenangan yang menyadarkan Ken |
Di penghujung cerita, Interpol akhirnya menghancurkan basis Shadaloo di Thailand dan mengakhiri aksi sindikat kejahatan tersebut (untuk sementara, red). Guile lalu mengunjungi rumah sakit tempat Chun-Li dirawat. Ia mengabarkan kepada agen muda itu tentang keberhasilan Interpol menjatuhkan Shadaloo, dan Chun-Li pun riang gembira mendengar berita itu. Di sisi lain, Guile pun sangat senang dengan kondisi rekannya sudah membaik. Di tempat lain, Ryu dan Ken berkumpul kembali untuk mengucapkan salam perpisahan sekali lagi. Walau sudah dibujuk oleh Ken, namun Ryu tetap berteguh dengan pendiriannya. Ryu pun berencana memulai perjalanannya lagi. Ketika hendak memulai perjalanan, tiba-tiba Ryu disergap dari belakang oleh sebuah truk besar. Di luar dugaan, sopir truk ternyata Bison yang dikabarkan menghilang. Ending pun menggantung dengan pertempuran kembali antara Ryu dan Bison.
REVIEW
Di tengah-tengah booming Street Fighter II pada dekade 90-an, kehadiran film Street Fighter II: The Animated Movie benar-benar memanjakan fans kala itu. Meskipun ceritanya cukup ringan dan mudah terbaca, namun art work dan aksinya sangat memuaskan. Sisi laganya bisa dikatakan keras dan mengingatkan kita pada film-film Kungfu periode 70 hingga 80-an. Saya pribadi menilai walalupun film ini berformat animasi, namun sebaiknya diperuntukan untuk penonton 13 tahu ke atas. Yang paling penting lagi, jurus-jurus dalam game-nya tidak diumbar-umbar seperti film animasi anak-anak. Jurus-jurus game-nya justru diselipkan dengan pas pada aksi laga sehingga tidak berkesan norak. Terakhir, meski tidak eksplisit, penggambaran karakter dalam film SF yang satu ini sangat sesuai dengan gambaran di video game. Plot cerita pun dibuat sedemikian rupa hingga sinkron dengan Saga Street Fighter. Bahkan, ada adegan-adegan tertentu yang nantinya menginspirasi seri-ser SF selanjutnya baik pada media film maupun video game sendiri. Intinya, bagi mereka yang penggemar SF yang fanatik, film ini cukup sesuai dengan keinginan dan hasrat mereka. Jangan lupakan juga, film ini juga menyelipkan adengan fan-service Chun-Li yang legendaris. Bagi fans laki-laki, siap-siap membelalakan mata (^o^)....
Sisi lemah film ini, selain cerita yang terlalu simpel, kemunculan karakter-karakternya pun tidak terlalu maksimal. Bahkan, karakter tertentu seperti Cammy, Dalshim, Blanka, Zangief, T-Hawk, Dee-Jay, dan Balrog cenderung hanya numpang lalu dan syarat saja. Karena itu, perkembangan ceritanya pun tidak begitu dalam dan hanya berfokus pada Ryu dan Ken. Kelemahan lain yang saya pribadi temui adalah penggambaran Shadaloo yang cenderung tipikal dan kurang greget. Peranan 3 sub-boss (Balrog, Vega, dan Sagat) dalam organisasi tersebut terlihat tidak begitu dominan dan sepeti tadi, hanya sebagai karater numpang lewat saja (-_-). Padahal, semua fans tahu kalau Shadaloo adalah organisasi yang punya pengaruh dari sisi militer hingga politik. Dalam film ini, Shadaloo justru terlihat sebagai penjahat ala Power Ranger yang mengirim monster-monster bodoh lalu dikalahkan dengan serangan maut. Apa visi, misi, hingga motivasi organisasi ini tidak jelas. Kesannya, yang penting ada penjahat (-_-).
Akhir kata, meski Street Fighter II: The Animeted Movie tidak lepas dari kata cacat, namun sebagai penggemar SF, kita mesti acungi jempol yang sebesar-besarnya buat film ini. Film ini sangat menghibur dan memenuhi selera pada SF Mania. Bahkan, bisa dikatakan film SF II yang satu ini adalah yang terbaik di antara film-film SF yang pernah ada. Sayang sekali, jangankan perbaikan kualitas, formula yang serupa pun tidak diberlakukan pada penerus-penerusnya. Film-film setelah ini tergolong culun dan jauh dari harapan para fans. Meski tidak ada sequel, namun satu-satunya yang mungkin setara dengan film ini hanyalah Street Fighter II V yang berformat. serial TV. Sepertinya, penantian kita sebagai SF Mania akan lebih lama lagi setelah kegagalan Street Fighter: Legend of Chun Li.
Salam (GlontorPro)
NEXT: Street Fighter (1994)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar